Kamis, 27 Oktober 2016

Pengentasan Kemiskinan



BERSAMA MEMBANGUN KEPEDULIAN

Tasikmalaya, Media Kota
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu lumrah jika manusia memiliki kepedulian sosial terhadap sesama. Perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain sehingga seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya dalam kehidupan bermasyarakat, merupakan bentuk kepedulian sosial yang saat ini mulai terkikis seiring perkembangan jaman dan pesatnya teknologi.”Perilaku baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya dimulai dari kemauan memberi. Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk mengasihi yang kecil dan menghormati yang besar. Proses Pembentukan Kepedulian Sosial dalam Islam salah satunya melalui Zakat atau shadaqoh,” ungkap Aj. Yeyeh Abdul Jabar pada pemberian zakat dan shadaqoh bagi 50 orang yatim piatu dan 150 orang kaum dhuafa yang digagas empat (4) tokoh masyarakat Desa Sukaasih Kecamatan Purbaratu, sabtu (22/10).
Kepedulian yang sering dilakukan keempat tokoh masyarakat yaitu Agus Heryadi, H. Jeje, Yoyo Yohan dan Soni tersebut merupakan upaya membangkitkan kembali kultur budaya berbagi sesuai ajaran Rasulluloh. “Kegiatan yang kami lakukan timbul dari hati yang terbuka mau berbagi untuk sesama tanpa didorong atau disertai alasan-alasan dan tanpa meminta imbalan apapun,” ujar H. Jeje yang diamini ketiga rekannya.
Menurut Agus Heryadi, kegiatan yang dilakukan bersama temannya tersebut tidak terbatas pemberian zakat yang rutin dilakukan tetapi menyangkut hal yang menyangkut kemasyarakatan lainnya seperti pengurusan warga tidak mampu  di Rumah Sakit atau bantuan lain yang sifatnya untuk kepentingan masyarakat di sekitarnya. Baginya hal tersebut harus dimaknai sebagai rasa syukur. Mereka berharap kegiatan ‘kecil’ nya menjadi catatan pemerintah dan pihak terkait untuk memperhatikan masyarakat yang memerlukan bantuan terutama dalam misinya mengentaskan kemiskinan di Kota Tasikmalaya #Aay Suhara#

Selasa, 18 Oktober 2016

Anggota Komisi IX DPR RI Hj. Siti Mufattahah, Psi



PROGRAM KB DI KABUPATEN TASIKMALAYA
BELUM MAKSIMAL

Tasikmalaya, Media Kota
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya masih terbilang tinggi dan perlu pengendalian dengan mengatur angka kelahiran yang dibarengi dengan peningkatan kualitas. Melalui pendekatan Kampung KB, selain mengatur tingkat kelahiran penduduk melalui optimalisasi penggunaan alat kontrasepsi, juga dibarengi peningkatan kualitas penduduk dari sisi kesehatan, pendidikan maupun ekonominya dengan dukungan lintas sektor pembangunan sehingga Keluarga Kecil bahagia dan sejahtera bisa dicapai. Hal tersebut dikatakan Sugilar, Ketua BKKBN Provinsi Jawa Barat pada sosialisasi Kampung KB di kampung Sukarasa, Desa Manggungsari, Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, selasa (18/10)

Anggota DPR RI Komisi IX Hj. Siti Mufattahah, Psi saat peletakan batu pertama Bale Sawala di Kp. Sukarasa didampingi Sugilar (bercaping), anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Husein dan Kepala  BPM-KB Wawan
 

Kampung KB merupakan Program pusat dalam upaya menekan angka kelahiran dengan memberikan stimulan awal untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah sehingga tidak membebani pemerintah daerah dalam pelayanan terhadap masyarakatnya. Menurut anggota Komisi IX DPR RI Hj. Siti Mufattahah, Psi sebagai mitra kerja BKKBN, pihaknya mendorong kebutuhan daerah (kampung) yang sudah ditetapkan sebagai Kampung KB, salah satunya dengan mendirikan Bale Sawala sebagai tempat berkumpulnya warga untuk berkomunikasi terhadap hal-hal yang perlu disampaikan atau dipecahkan bersama sehingga tercipta jalan menuju kesejahteraan masyarakatnya. “Program KB di Kabupaten Tasikmalaya belum maksimal. Melalui pendekatan Kampung KB dengan dukungan stakeholder terkait, diharapkan angka kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya dapat ditekan dan terjadi peningkatan hingga 50% per tahun,” harapnya @ Ayi Darajat