AHER
MEMBUKA SECARA RESMI MTQ KE-34
TINGKAT
JAWA BARAT
Tasikmalaya, Media Kota
Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan (Aher)
membuka secara resmi Musyabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-34 Tingkat Provinsi
Jawa Barat di Kota Tasikmalaya, di Lapangan Dadaha, minggu (17/4) ditandai
dengan menyalakan obor yang membuka reflika Alqur’an sebagai tanda dibukanya wahana
syiar mengagungkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. “ Jadikan MTQ sebagai sebuah momentum untuk menanamkan, menggelorakan
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Alqur’an dan dampak membaca Alqur’an serta implementasinya dalam kehidupan
bermasyarakat, bukan hanya berupa seremoni,” kata Ahmad Heryawan.
Dia mengharapkan, dari MTQ ini melahirkan duta-duta /
kafilah terbaik Jawa Barat untuk MTQ Nasional karena Jawa Barat sudah mempunyai
nilai istimewa untuk kegiatan MTQ yang tidak pernah jauh dari Juara Umum, Juara
ke-2 atau Juara ke-3 tingkat nasional,
Aher
percaya MTQ ke-34 di Kota Tasikmalaya dengan dewan hakim perwakilan seluruh
Kota/Kabupaten yang dilantik sehari sebelumnya oleh Wakil Gubernur Dedi Mizwar
di Hotel Santika (16/4) akan menjalankan tugasnya dengan baik serta memberikan
penilaian yang objektif dan tidak ada permainan sama sekali, sehingga
menghasilkan kafilah yang berkualitas dan menjadi aset nasional, “ Secara umum MTQ ini milik seluruh Jawa
Barat, karena dari MTQ tingkat Nasional tidak sedikit juaranya berasal dari
Jawa Barat walaupun mewakili provinsi lain di Indonesia,” jelas Ahmad
Heryawan.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memegang obor
yang akan membuka reflika Alquran
Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi
Jawa Barat Drs. H. A. Buchori, MM mengatakan
bahwa Alqur’an merupakan sumber
peradaban manusia sepanjang jaman yang berisi syariat islam, ajaran, nilai dan
norma serta sejarah kehidupan umat manusia. Alquran juga berisi petunjuk manusia dan sumber inspirasi
nilai pembangunan sosial yang bersifat universal. Melalui Musabaqoh Tilawatil
Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Jawa Barat ke-34 di Kota Tasikmalaya yang di
proyeksikan mampu menghasilkan Kafilah unggul dan berkualitas dalam menghadapi
MTQ Tingkat Nasional di Nusa Tenggara Barat (NTB) juga diharapkan adanya
peningkatan kualitas penghayatan, pemahaman dan pengamalan nilai luhur yang
terkandung dalam alqur’an. “ Budaya cinta
Alqur’an melalui bacaan dan kajian makna yang terkandung didalamnya sejatinya
dapat dijadikan Entry Point dalam
wilayah pengamalan dan mendorong usaha produktif dalam upaya membangun
kesholehan dan kesejahteraan hidupnya,” ungkapnya
Lanjut Dia, dalam memaknai kegiatan MTQ telah terjadi adanya pergeseran orientasi
yang mereduksi tujuan kegiatan MTQ sebagai bagian dari sistem evaluasi capaian
keberhasilan proses pelayanan pendidikan dan pembinaan baca tulis serta
pemahaman Alqur’an dalam upaya menghasilkan SDM berkualitas serta menjadi
rujukan dalam menentukan kebijakan strategis dalam memberikan pelayanan
pendidikan dan pembinaan keberagamaan masyarakat, “ Kegiatan MTQ dipahami sebagai rutinitas yang proses pelaksanaannya
masih bertumpu pada kebiasaan dalam merealisasikan anggaran saja serta
dipandang sebagai kegiatan untuk meraih prestasi dan prestise daerah maupun
kelompok pengajian atau pondok pesantren,” Jelas Buchori. Pergeseran
orientasi dalam mamaknai kegiatan MTQ ini menurutnya mengakibatkan salah arti
sehingga sering menggunakan cara-cara yang kurang tepat.
Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan
perkembangan teknologi informasi, menurut Buchori, Pendidikan dan pembinaan
keberagaman menjadi Pilar strategis dalam penguatan ideologi dan moral bangsa
sehingga dapat menangkal berbagai paham dan ideologi radikal serta prilaku
menyimpang. Sebagai penyangga Ibukota dan kawasan industri strategis, Provinsi
Jawa Barat harus mempersiapkan masyarakatnya menghadapi dampak dari kondisi
tersebut. Pilar-pilar agama dan nilai budaya bangsa harus ditanamkan
pada setiap elemen masyarakat agar setia menjadi masyarakat yang religius,
berakhlakul qarimah dan berdaya saing.
“ Kegiatan bernuansa keagamaan seperti
MTQ diharapkan menjadi stimulan bagi masyarakat Jawa Barat mempunyai keteguhan
dalam menjalankan nilai-nilai agama, menghargai kebhinekaan budaya bangsa serta
kokoh dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” harap Buchori
Pada kesempatan yang sama, Walikota Tasikmalaya H.
Budi Budiman mengatakan bahwa penunjukkan Kota Tasikmalaya menjadi tuan rumah
penyelenggara MTQ ke-34, menjadi motivasi bagi masyarakat Tasikmalaya khususnya
dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya agar mampu menghadirkan nilai nilai
qur’ani di tengah-tengah masyarakat.
“ Menjadi kebanggaan tersendiri bagi
Kota Tasikmalaya yang berdiri tahun 2001, mendapat kepercayaan menjadi tuan
rumah MTQ tingkat Jawa Barat,” ungkap
Budi.
Penyelenggaraan MTQ di komplek Dadaha seluas 15 Hektar,
menurutnya didukung penuh seluruh elemen masyarakat Kota Tasikmalaya karena
tujuan utamanya untuk membumikan alquran dengan program Magrib mengaji
kerjasama dengan 364 pondok pesantren yang ada di Kota Tasikmalaya. “ Kita ingin membangun masyarakat bukan
hanya fisik tapi juga pembangunan mental. Dengan MTQ kita ingin membangun
silaturahmi serta tidak hanya membaca dan menghapal tapi memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam Alquran,” harap Budi.
Pembukaan MTQ XXXIV berlangsung meriah dengan suguhan
spektakuler unsur budaya dengan senandung ayat suci alquran. Berbagai tarian
yang melibatkan 170 penari termasuk kelompok paduan suara dan bebunyian khas
kesenian sunda terasa berbeda karena dibarengi senandung islami yang
menyejukkan hati. “Paduan potensi budaya
sunda (Jawa Barat) dan senandung islami menghasilkan sesuatu yang menarik dan
luar biasa berbeda,” kata Undang
Herdiana, Ketua bidang defile Pawai Ta’Aruf MTQ yang juga Kepala Dinas
Pariwisata Kota Tasikmalaya @ Ayi Darajat