BULAN RAMADHAN
: MOMENTUM MERAIH KESUCIAN LAHIR DAN BATHIN
Tokoh Masyarakat, dan Karang Taruna RW III Kelurahan Panglayungan
sesaat setelah Solat Idul Fitri di sepanjang jalan Ampera, Rabu (6/7)
Tasikmalaya,
Media Kota
Idul Fitri adalah karunia besar yang layak disambut
dengan penuh antusias. Segenap umat Islam berhak untuk bergembira karena
merupakan lambang kemenangan hakiki di atas gelapnya hawa nafsu dan kembali
kepada kesucian lahir bathin. Untuk Untuk meraih kesucian lahir bathin
memerlukan proses waktu yang panjang bahkan melalui 3 dimensi waktu yaitu berusaha
meraih rahmat alloh dengan berfikir positif, berusaha mendapatkan ampunan alloh
berangkat dari kesadaran dan belajar mengendalikan dan melepaskan diri dari
dorongan serta belenggu hawa nafsu.
“ Jalan untuk melepaskan diri dari
belenggu hawa nafsu melalui ibadah sosial yaitu berbagi rasa dengan sesama,
peduli terhadap kaum dhuafa dengan harapan punya usia berarti atau bermakna serta
bermanfaat untuk sesama,” papar KH. Atang pada pelaksanaan solat Idul
Fitri di RW III Kelurahan Panglayungan, Kota Tasikmalaya Rabu (6/7)
Dia menambahkan bahwa Ibadah puasa di bulan Ramadhan,
merupakan momentum meraih kesucian lahir dan bathin. Sebab bila proses ini
dilewati dengan benar, nilai-nilai kesucian lahir bathin bisa diraih serta
dapat mengenal lebih dekat dengan sang pencipta dan membuka tabir kekuasaan
Alloh SWT. Rutinitas kesolehan sepanjang ramadhan harus tetap ditunaikan dan
ditingkatkan dengan maksud, dalam 11 bulan yang lain, kesolehan tetap tertanam
bukan hanya dalam kontek ibadah ritual semata, melainkan juga ibadah dalam
kaitan dengan interaksi sosial. “ Selain
berbagi, nilai yang ditanamkan selama Ramadhan adalah Kesabaran, tidak makan
dan minum meski tak ada manusia yang mengawasi, tidak mengeluarkan kata-kata
kotor, tidak mengumpat meski diperlakukan kasar oleh orang lain dan menahan
diri dari perbuatan tercela. Itulah pendidikan akhlak yang ditanamkan selama
Ramadhan,” ungkap Atang.
Untuk menyempurnakan Ibadah puasa, manusia dianjurkan
oleh Alloh SWT untuk mengagungkan dengan membaca takbir pada akhir bulan
ramadhan sampai menjelang pelaksanaan solat Idul Fitri. KH Atang menjelaskan
bahwa dalam Takbir tersebut terdapat tiga (3) pilar yang dapat menghantarkan
manusia kepada kebahagian hidup di dunia dan akhirat ; Allohuakbar dimana
pikiran kita selalu meyakini akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Lailahaillalloh yaitu azas keyakinan bahwa hanya Alloh
yang menciptakan hidup dan kehidupan serta kalam Walillahilham yang mengandung arti nilai-nilai
keyakinan manusia yang diimplementasikan dengan sikap hidup. Dengan begitu
manusia tak pantas over akting, gila hormat dan haus akan popularitas.
Dalam akhir
tausiahnya, untuk meraih kesempurnaan ibadah dalam meraih kesucian lahir dan
bathin, seyogyanya manusia menuruti anjuran Rasulluloh untuk menjalin silaturahmi.
“ Silaturahmi bukan hanya bertemu dan
berkunjung, tetapi ada makna penting, bahwa dalam silaturahmi ada niat ingin
memaafkan dan meminta maaf, hingga Rosululloh menjamin bahwa orang yang
bersilaturahmi akan dipanjangkan umurnya dan dimudahkan rejekinya,” pungkas
KH. Atang @ Ayi Darajat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar