Rabu, 06 Juli 2016

Pendidikan Ramadhan





BULAN RAMADHAN : MOMENTUM MERAIH KESUCIAN LAHIR DAN BATHIN


 Tokoh Masyarakat, dan Karang Taruna RW III Kelurahan Panglayungan
sesaat setelah Solat Idul Fitri di sepanjang jalan Ampera, Rabu (6/7)

Tasikmalaya, Media Kota
Idul Fitri adalah karunia besar yang layak disambut dengan penuh antusias. Segenap umat Islam berhak untuk bergembira karena merupakan lambang kemenangan hakiki di atas gelapnya hawa nafsu dan kembali kepada kesucian lahir bathin. Untuk Untuk meraih kesucian lahir bathin memerlukan proses waktu yang panjang bahkan melalui 3 dimensi waktu yaitu berusaha meraih rahmat alloh dengan berfikir positif, berusaha mendapatkan ampunan alloh berangkat dari kesadaran dan belajar mengendalikan dan melepaskan diri dari dorongan serta belenggu hawa nafsu.
“ Jalan untuk melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu melalui ibadah sosial yaitu berbagi rasa dengan sesama, peduli terhadap kaum dhuafa dengan harapan punya usia berarti atau bermakna serta bermanfaat untuk sesama,” papar KH. Atang pada pelaksanaan solat Idul Fitri di RW III Kelurahan Panglayungan, Kota Tasikmalaya Rabu (6/7)



Dia menambahkan bahwa Ibadah puasa di bulan Ramadhan, merupakan momentum meraih kesucian lahir dan bathin. Sebab bila proses ini dilewati dengan benar, nilai-nilai kesucian lahir bathin bisa diraih serta dapat mengenal lebih dekat dengan sang pencipta dan membuka tabir kekuasaan Alloh SWT. Rutinitas kesolehan sepanjang ramadhan harus tetap ditunaikan dan ditingkatkan dengan maksud, dalam 11 bulan yang lain, kesolehan tetap tertanam bukan hanya dalam kontek ibadah ritual semata, melainkan juga ibadah dalam kaitan dengan interaksi sosial. “ Selain berbagi, nilai yang ditanamkan selama Ramadhan adalah Kesabaran, tidak makan dan minum meski tak ada manusia yang mengawasi, tidak mengeluarkan kata-kata kotor, tidak mengumpat meski diperlakukan kasar oleh orang lain dan menahan diri dari perbuatan tercela. Itulah pendidikan akhlak yang ditanamkan selama Ramadhan,” ungkap Atang.
Untuk menyempurnakan Ibadah puasa, manusia dianjurkan oleh Alloh SWT untuk mengagungkan dengan membaca takbir pada akhir bulan ramadhan sampai menjelang pelaksanaan solat Idul Fitri. KH Atang menjelaskan bahwa dalam Takbir tersebut terdapat tiga (3) pilar yang dapat menghantarkan manusia kepada kebahagian hidup di dunia dan akhirat ; Allohuakbar dimana pikiran kita selalu meyakini akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Lailahaillalloh yaitu azas keyakinan bahwa hanya Alloh yang menciptakan hidup dan kehidupan serta kalam Walillahilham yang mengandung arti nilai-nilai keyakinan manusia yang diimplementasikan dengan sikap hidup. Dengan begitu manusia tak pantas over akting, gila hormat dan haus akan popularitas.
 Dalam akhir tausiahnya, untuk meraih kesempurnaan ibadah dalam meraih kesucian lahir dan bathin, seyogyanya manusia menuruti anjuran Rasulluloh untuk menjalin silaturahmi. “ Silaturahmi bukan hanya bertemu dan berkunjung, tetapi ada makna penting, bahwa dalam silaturahmi ada niat ingin memaafkan dan meminta maaf, hingga Rosululloh menjamin bahwa orang yang bersilaturahmi akan dipanjangkan umurnya dan dimudahkan rejekinya,” pungkas KH. Atang @ Ayi Darajat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar