Gedung
Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Soekardjo
BUTUH
RUANG RAWAT GABUNG BAYI
Ruang Kebidanan di lantai-2 Gedung Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang dirasa pasien cukup refresentatif dengan sarana dan prasarana memadai
Tasikmalaya,
Media Kota
Pembangunan gedung rawat inap kelas III dan penambahan
sarana prasarana Rumah Sakit dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya termasuk Unit
Transfusi Darah (UTD) selain bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan terutama menyangkut pelayanan dasar, juga ditujukan untuk memberikan kemudahan akses dan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat.
“ Pembangunan ruang kelas III ini
diperuntukkan khusus bagi pasien kalangan masyarakat pra sejahtera atau
masyarakat berpenghasilan rendah, dan diharapkan peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat bisa lebih optimal. Selain pelayanan yang baik,
kami pun mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan,” papar Direktur Utama RSUD dr. Soekardjo, dr. Wasisto Hidayat, M.Kes di ruang
kerjanya, senin (20/6)
Dijelaskan Wasisto bahwa pembangunan gedung Khusus kelas
III dengan lima lantai yang diresmikan tanggal 26 Januari 2016 dan menjadikan
RSUD dr. Soekardjo sebagai satu dari tujuh (7) Rumah sakit yang menjadi rujukan
regional di Jawa Barat ini terdiri dari 200 tempat tidur termasuk ruang isolasi,
menggenapi 333 tempat tidur yang sudah ada, sehingga saat ini mampu menampung
73 % masyarakat pra sejahtera dalam pelayanan kesehatan. “ Mudah-mudahan Rumah Sakit ini menjadi poros pembangunan Jawa Barat
bagian Selatan (Priangan Timur) terutama dari sisi peningkatan mutu pelayanan
dengan tenaga kesehatan yang berkualitas dan dukungan atau peran serta
masyarakat dalam mengikuti mekanisme rujukan,” harapnya
Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya dr. H. Budi Tirmadi
menambahkan bahwa Gedung Rawat Inap Kelas III yang terdiri dari Lima Lantai
tersebut diperuntukkan untuk Kebidanan (lantai 2), Penyakit Dalam (Lantai 3)
lantai 4 dan 5 belum dioperasionalkan yang rencananya untuk Ruang Bedah dan
Ruang Anak. “ Keberadaan Gedung Rawat
Inap Kelas III ini dapat mengurangi kepadatan. Sekarang tidak ada lagi pasien
yang berada di lorong ataupun di ruang transit,” jelas Budi
Lantai 2 yang diperuntukkan bagi Kebidanan, terdiri
dari 50 bed (25 bed di sayap kanan untuk pasien lahir normal dan 25 bed di
sayap kiri untuk SC / Operasi Cesar) dengan 2-4 perawat dan Bidan dengan
penanggung jawab seorang dokter. “
Mobilitas pasien cukup tinggi, hingga 16-18 pasien per hari. Ketersediaan
Farmasi / obat dan alat serta fasilitas cukup tersedia dengan pelayanan yang
kami usahakan terus untuk ditingkatkan,” papar Leli Istiani AMkeb perawat
yang bertugas di sayap kanan.
Dia menambahkan, penyelesaian Administrasi pasien
dalam melengkapi kelengkapan surat (Jamkesmas dan Asuransi Kesehatan lain)
menjadi kendala utama dari pasien yang kebanyakan dari kalangan masyarakat prasejahtera
atau masyarakat berpenghasilan rendah serta faktor keamanan, melihat kondisi ruangan
dengan akses terbuka. “ Kami membutuhkan
Ruang Rawat Gabung Bayi agar kenyamanan dan keamanan bisa terjaga dan hal ini sedang
dikaji oleh managemen Rumah Sakit,” ungkap Leli.
Sementara itu, pasien yang baru melahirkan,Yusi (24
tahun) warga Cempaka warna Kota Tasikmalaya, yang belum dipertemukan dengan
bayinya (di ruang terpisah/ruang bayi) mengatakan bahwa fasilitas ruang
kebidanan dirasa nyaman dengan pelayanan kesehatan yang cukup baik. “ kami menginginkan saat selesai melahirkan
bisa langsung menggendong bayi (menyusui),” harap Yusi @ Ayi Darajat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar