Senin, 04 Juli 2016

Ruang Kebidanan Butuh Ruang Rawat Gabung Bayi



Gedung Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Soekardjo
BUTUH RUANG RAWAT GABUNG BAYI

Ruang Kebidanan di lantai-2 Gedung Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang dirasa pasien cukup refresentatif dengan sarana dan prasarana memadai


Tasikmalaya, Media Kota
Pembangunan gedung rawat inap kelas III dan penambahan sarana prasarana Rumah Sakit dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya termasuk Unit Transfusi Darah (UTD) selain bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama menyangkut pelayanan dasar, juga ditujukan untuk  memberikan kemudahan akses dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat. 

“ Pembangunan ruang kelas III ini diperuntukkan khusus bagi pasien kalangan masyarakat pra sejahtera atau masyarakat berpenghasilan rendah, dan diharapkan peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih optimal. Selain pelayanan yang baik, kami pun mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan,” papar Direktur Utama RSUD dr. Soekardjo, dr. Wasisto Hidayat, M.Kes di ruang kerjanya, senin (20/6)


 Dijelaskan Wasisto bahwa pembangunan gedung Khusus kelas III dengan lima lantai yang diresmikan tanggal 26 Januari 2016 dan menjadikan RSUD dr. Soekardjo sebagai satu dari tujuh (7) Rumah sakit yang menjadi rujukan regional di Jawa Barat ini terdiri dari 200 tempat tidur termasuk ruang isolasi, menggenapi 333 tempat tidur yang sudah ada, sehingga saat ini mampu menampung 73 % masyarakat pra sejahtera dalam pelayanan kesehatan. “ Mudah-mudahan Rumah Sakit ini menjadi poros pembangunan Jawa Barat bagian Selatan (Priangan Timur) terutama dari sisi peningkatan mutu pelayanan dengan tenaga kesehatan yang berkualitas dan dukungan atau peran serta masyarakat dalam mengikuti mekanisme rujukan,” harapnya


Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dr. H. Budi Tirmadi menambahkan bahwa Gedung Rawat Inap Kelas III yang terdiri dari Lima Lantai tersebut diperuntukkan untuk Kebidanan (lantai 2), Penyakit Dalam (Lantai 3) lantai 4 dan 5 belum dioperasionalkan yang rencananya untuk Ruang Bedah dan Ruang Anak. “ Keberadaan Gedung Rawat Inap Kelas III ini dapat mengurangi kepadatan. Sekarang tidak ada lagi pasien yang berada di lorong ataupun di ruang transit,” jelas Budi

Lantai 2 yang diperuntukkan bagi Kebidanan, terdiri dari 50 bed (25 bed di sayap kanan untuk pasien lahir normal dan 25 bed di sayap kiri untuk SC / Operasi Cesar) dengan 2-4 perawat dan Bidan dengan penanggung jawab seorang dokter. “ Mobilitas pasien cukup tinggi, hingga 16-18 pasien per hari. Ketersediaan Farmasi / obat dan alat serta fasilitas cukup tersedia dengan pelayanan yang kami usahakan terus untuk ditingkatkan,” papar Leli Istiani AMkeb perawat yang bertugas di sayap kanan.

Dia menambahkan, penyelesaian Administrasi pasien dalam melengkapi kelengkapan surat (Jamkesmas dan Asuransi Kesehatan lain) menjadi kendala utama dari pasien yang kebanyakan dari kalangan masyarakat prasejahtera atau masyarakat berpenghasilan rendah serta faktor keamanan, melihat kondisi ruangan dengan akses terbuka. “ Kami membutuhkan Ruang Rawat Gabung Bayi agar kenyamanan dan keamanan bisa terjaga dan hal ini sedang dikaji oleh managemen Rumah Sakit,” ungkap Leli.

Sementara itu, pasien yang baru melahirkan,Yusi (24 tahun) warga Cempaka warna Kota Tasikmalaya, yang belum dipertemukan dengan bayinya (di ruang terpisah/ruang bayi) mengatakan bahwa fasilitas ruang kebidanan dirasa nyaman dengan pelayanan kesehatan yang cukup baik. “ kami menginginkan saat selesai melahirkan bisa langsung menggendong bayi (menyusui),” harap Yusi @ Ayi Darajat   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar